Jumat, 19 Maret 2021

TRAGEDI ALL ENGLAND 2021: TIM INDONESIA DIPERLAKUKAN TIDAK ADIL DAN DIRUGIKAN

Sebenarnya pergelaran All England 2021 adalah kompetisi yang ditunggu-tunggu badminton lovers tanah air, tidak kecuali aku. Terutama kami sangat merindukan match Minions yang sudah setahun tidak bertanding di event besar internasional, dampak covid.

Euforia rindu kami membuncah pada Rabu malam dengan pergelaran All England walau ada momen janggal yang terabaikan saking rindunyaaaaa....

Apa itu yang janggal? Ada 7 orang tim dari Denmark, India, dan Thailand yang positif covid, tentu saja hal ini membuat peluang batalnya All England terbuka. Ternyata dalam kurun kurang 24 jam, setelah test ulang, hasil test negatif. Kami nggak curiga apa-apa, kami bersyukur All England nggak jadi batal.

Hingga satu-persatu atlet Indonesia bermain dan menang. Kevin-Gideon menang. Jojo menang. Lalu Ahsan-Hendra menang. Namun, siapa sangka pertandingan Ahsan-Hendra menjadi pertandingan terakhir di ajang prestisius ini.... INDONESIA DIPAKSA WITHDRAWN. Atlet-atlet Indonesia lainnya yang belum bertanding, otomatis digugurkan juga BAHKAN SEBELUM BERTANDING. 

Indonesia shock! Berita ini seperti disambar gledek! Gempar.

KOK BISA? INI PRANK KAH?

Bahkan kemarin pagi-pagi, tanggal 18 Maret, baca berita di fanspage KevinGideon, aku bengong. Ada apa ini? Ini beneran?

Atlet Indonesia dipaksa mengundurkan diri karena dampak berada se-pesawat dengan penumpang yang ternyata terpapar covid dalam penerbangan Turki-Birmigham. Mereka dianggap close-contact dan harus menjalani isolasi mandiri di kamar hotel selama 10 hari. TIDAK BOLEH KEMANA-MANA. Lalu anehnya, mereka minta test lagi, TIDAK DIPERBOLEHKAN. BWF memiliki alibi bahwa keputusan ini adalah regulasi dari pemerintahan Inggris.

Satu-persatu pun ketidakadilan yang didapat tim Indonesia terjadi....

1. Setelah pertandingan Ahsan-Hendra, seluruh tim Indonesia yang masih berada di hall disuruh balik ke hotel, JALAN KAKI, tanpa bus shuttle yang biasanya mengantar.

2. Sesampai di hotel, nggak boleh naik lift, tapi tangga darurat.

3. Indonesia menginginkan test ulang, tapi tidak diperbolehkan, padahal 7 orang yang positif sebelumnya boleh test ulang. Lucunya, re-test yang dilakukan 7 orang ini dilakukan swab sendiri di kamar isolasi masing-masing. Apa-apaan ini? Gimana nggak hasilnya jadi negatif dalam kurun kurang 24 jam, lha ini test sendiri. FYI, jam pergelaran All England delay ya karena nunggu hasil 7 orang ini.... 

Tim Indonesia sebelumnya sudah divaksin 2x. Sesampai di Inggris pun juga ditest, hasil negatif semua. Kok ujug-ujug, ada info
bahwa terdapat penumpang yang se-pesawat dengan tim Indonesia terpapar covid, akhirnya mereka disuruh isolasi. Mau test lagi nggak boleh.

4. Ada atlet Turki, Neslihan Yigit, yang sepesawat dengan tim Indonesia, tapi tidak bebarengan di-WO. Keburu publik badminton lovers gempar dulu meminta keadilan. Akhirnya Rabu malam, pemain ini juga di-WO. Telat bangettt.

5. Tujuh orang yang positif, lalu test ulang, hasil negatif, diperkenankan meneruskan kompetisi, sementara Indonesia yang jelas-jelas setelah tiba di Inggris, hasil negatif, disuruh mundur dan isolasi mandiri tanpa diperbolehkan re-test. NGGAK ADIL.

 6. Pertandingan Ahsan-Hendra, service judge-nya dari Inggris padahal lawan Indonesia dari Inggris. Saat pertandingan beberapa kali service Ahsan di-fault. Alhamdulillah, mereka tetap menang.

8. Sampai saat ini belum diinformasikan siapa penumpang yang terpapar covid yang sepesawat dengan tim Indonesia. Inggris beralasan medical record.

9. Mengapa hanya Indonesia menjadi korban harus isolasi, kok nggak di-tracing secara menyeluruh, padahal sudah bertemu tim negara-negara lain dalam satu hall meski tidak berjabat tangan.

All England tetap berjalan (tidak ditunda sementara ataupun dihentikan) dengan mengorbankan Indonesia dan tidak diadakan tracing ataupun tes lagi. Mengabaikan tracing padahal sangat memungkinkan penularan, tapi "dengan sadisnya" memaksa Indonesia mengundurkan diri dan isolasi mandiri. TIMPANG BANGET. NGGAK ADIL.

Kok bisa ya, 7 orang yang positif kemarin boleh re-test, terus hasilnya NEGATIF dalam kurang dari 24 jam, setelah itu diperbolehkan mengikuti kompetisi. Begitu mudahnya percaya. Sementara Indonesia yang hasil testnya sudah negatif (test pertama kali datang Inggris), justru dipaksa isolasi.

KENAPA NGGAK ADIL. KENAPA NGGAK BERPRIKEMANUSIAAN.

10. Jika Inggris masih ada logika, ya sudah ngikuti saja regulasi itu, terserah, tapi biarkan Indonesia tes lagi, jika hasil negatif, biarkan mereka pulang ke Indonesia, bukan dipaksa isolasi tanpa diperbolehkan re-test. Sementara tim negara lain yang sudah berinteraksi dengan Indonesia dan "7 orang yang positif jadi negatif" justru dengan leluasa dibolehkan berlaga. Kok gini banget ya?

NGGAK MASUK AKAL DAN NGGAK RELEVAN.

Padahal Indonesia disuruh mundur dan diisolasi karena dampak sepesawat dengan penumpang yang ternyata kena covid, dianggap close contact. Lha ini yang sudah berinteraksi dengan Indonesia dan
"7 orang yang positif jadi negatif"tetap boleh berlaga tanpa ada tracing atau test lagi.

Saya juga notice ke hal berikut ini.

Peraturan di Inggris kalau naik se-pesawat ternyata dengan ada penumpang yang terpapar covid harus isolasi mandiri 10 hari, tanpa ditest. Pukul rata. Meski minta test buat periksa untuk memastikan, nggak diperbolehkan, pokoknya isolasi aja, mau negatif kek, isolasi.

Berarti kalo di pesawat ada 200 penumpang, terus 1 orang aja kena covid, lalu 199 penumpangnya juga isolasi ya, tanpa perlu test.

Ini hipotesa aku melihat kasus tim Indonesia diperlakukan seperti ini. Mereka mau test lagi nggak boleh. Pokoknya isolasi. Padahal mereka di Indonesia sudah divaksin 2x. Terus tiba di Inggris pun sudah test, hasil negatif. 

Kalau di Indonesia, justru kalau orang terdekat kena covid, orang di sekitarnya disarankan tes juga. 

Inggris nggak gitu. 

Semoga kami mendapatkan keadilan dari tragedi All England 2021....

Allah SWT akan gelar istimewa yang lain untuk Indonesia.