“Bersama
kamu... Kurasa jauh lebih mengerti arti cinta tanpa harus mengucapkan cinta...”.
Kutipan lagu ‘Wanita Terbahagia’ dari BCL yang indah itu membuatku sejenak
terhanyut pada memori kala itu. Yap, pertemuanku dengan seorang pria, yang tak
lain kini menjadi suamiku. Sebelum melamarku bahkan tidak ada kata cinta
darinya. Namun, dia yakin untuk memperistriku....
Abstrak. Cinta
itu abstrak. Tidak dapat dilihat, tidak dapat disentuh, tidak dapat dijelaskan.
Namun cinta tak lain karunia dari Tuhan. Dari milyaran orang dan dari luasnya
dunia ini, Tuhan memiliki skenario-skenario ajaib untuk mempertemukan dua insan
manusia menjadi sepasang suami-istri. Begitupun kami berdua.
Unik. Cinta itu
unik. Cara kami bertemupun juga unik. Meskipun aku sempat merasa lelah dalam
perjalanan menemukan tambatan hati sejati, namun Tuhan memiliki kejutan yang
indah. Hingga aku sadar, bahwa Tuhan sedang mengajariku kesabaran dan
kedewasaan. Hidup tidak lepas dari hambatan-hambatan, karena dari situlah kita
bisa menjadi ‘manusia yang belajar’.
Ketika aku sudah
nothing to lose , tidak berharap terlalu muluk, tidak mau kecewa
berlebihan seperti terdahulu, namun akhirnya aku memahami bahwa jodoh itu dimudahkan.
Kuncinya adalah sabar dan tawakkal.....
This
is my true love story...💗💗💗
###
Pada tanggal 23
Juli 2016, kami memutuskan untuk bertemu langsung pertama kali. Sebelumnya,
kami berkenalan dan hanya berkomunikasi melalui message BBM. Belum ada rasa apa-apa. Hatiku benar-benar kutata serapi
mungkin. Jangan ada lagi jatuh cinta membabi buta sebelum pernikahan itu
benar-benar ada....jangan ada.
Sabtu. Hari itu
kerjaku off. Tapi dia ngga, dia masih masuk kerja, half day. Kami sepakat bertemu di
Surabaya, tepatnya di mall Tunjungan Plaza. Kira-kira jam setelah dia pulang
kerja. Ngga ada kesulitan untuk
menyatukan schedule kami. Kemudahan
tersebut belum kusadari adalah salah satu ‘tanda’. Bahkan dia ngga keberatan sama sekali aku mengajak
adik bungsuku menemani ke Surabaya untuk bertemu dengannya. Dia malahan lega,
karena aku ngga sendirian ke Surabaya
dari Gresik. Positive point for him!
Berarti dia ngga genit, justru peduli
supaya aku lebih aman saat perjalanan.
Satu lagi, kebetulan
aku akan ada reuni kecil dengan adik sekosku saat kuliah, yang kuanggap seperti
adik sendiri, Wens. Akupun berterusterang pada pria itu tentang reuni tersebut.
Dannn dia juga ngga keberatan tanpa
ada pikiran gangguan-gangguan apa yang akan mungkin terjadi nanti karena ada
pihak ketiga (adikku) dan keempat (Wens)!! Amazed...
Akupun sadar,
bahwa cowo ini ngga jaim dan apa
adanya! Berkumpul dengan teman-teman wanitaku pun dia ngga masalah. Toh dia bertemu denganku untuk bermaksud baik, ingin tahu aku secara langsung dan bukan hanya terus seperti ‘teman virtual’...
Sesampai di
lokasi, kekonyolan mulai terjadi. No
drama like korean film. Hahaha.
Jujur, kami
sudah ceroboh melewatkan bersepakat tempat spesifik untuk ketemuan. IYAAA.
Mall TP (Tunjungan Plaza) seluas itu, kami BELUM NENTUIN TEMPAT SPESIFIK untuk
ketemuan. Astagfirullah!!
Tidak memiliki
nomer HP dia adalah kecerobohan berikutnya. Huft... Aku memang terbiasa
berkomunikasi lewat BBM dengannya. Tanpa pernah berpikir terlalu jauh, bahwa
sinyal provider di HP-ku hilang total di mall ini. Ya Allah!
Gimana
bisa ketemu???? Mall TP sangat luas. Bangunan ini bertingkat-tingkat. Ribuan
orang ada di sini.... gimana bisa ketemu....
Di sela-sela
rasa cemas, lalu muncullah secerca ide....
Aku meminta
bantuan adikku, Charis, untuk meng-add nomor pin BBM pria itu. Syukurlah provider simcard ponsel adikku, masih ada sinyal sedikit. Hal itu bertujuan
agar kami bisa berkomunikasi via HP adikku.
Di sisi lain,
Wens dkk juga belum datang di lokasi. Aku makin gelisah.... Panik....
Mungkinkah
pertemuan ini gagal.........
Aku pun
pasrah... dan berharap sinyal provider
HP-ku muncul sinyal sedikit.....
###
Aku dan adikku
masih terpaku di satu tempat... Menunggu pria itu meng-confirm request new friend BBM dari Charis.
Ngga
ada kesadaran secuilpun bahwa kami berdua diperhatikan oleh seseorang dari
jauh...
Dann...
kemudian...ketika aku sedang sibuk dengan ponsel mencoba mengkontak Wens yang
juga belum jelas keberadaannya...
“Mas Andra...?”
seru Charis pada seorang pria yang lewat di depan kami.
Dia pun kaget,
“Iya?”
“Ini Mbak Lulu’!”
respon Charis cepat seraya menunjukku yang ada di sampingnya agar si pria yang
kutunggu-tunggu itu paham bahwa akulah yang dia tunggu juga. Hahaha.
AKHIRNYAAAAA....
ketemu juga dengan cara yang ngga diduga-duga! Alhamdulillah...
###
Kami memilih
tempat food court untuk istirahat dan
bercengkrama sejenak sambil menunggu Wens dkk datang.
Beberapa saat
kami berbicara sedikit, masih kikuk...canggung... sedikit malu karena baru
bertemu.... Eits, belum ada rasa apa-apa! Wajar kan kalo masih kikuk dengan
orang baru....
“Aku tadi BBM
kamu, SMS kamu... tapi ngga terkirim...” terangnya.
“Iya sinyalnya
ilang...” jawabku, “Dapet nomerku dari siapa?”sambungku bertanya.
“Dari Andin.”
Oh ya! FYI, bahwa
Andin adalah teman kuliah dia dulu. Sementara itu, Andin dulu adalah teman
sekantornya Dwi, yang tidak lain sahabatku saat kuliah. Mereka berdualah Si Makcomblang yang memperkenalkan kami!
Y
###
Menit demi menit
berlalu.... Untung ya ada adikku di sini, jadi suasana ngga krik-krik alias ngga garing! Justru ereka berdua kelihatan akrab dengan mudah....Hmm...
Sebenarnya aku
dan dia sama-sama lulusan IT. Bedanya, dia S1 Teknik Informatika, sedangkan aku
D3 Sistem Informasi. Kala itu dia masih menjalani studi S2 Manajemen Teknologi
Informasi. Meski kami memiliki basic
ilmu yang sejenis, tapi adikku dan dia yang lebih banyak mengobrol. Apalagi
setelah Wens dkk datang, aku cenderung mengabaikannya. Cewe ketemu cewe pasti
asik nimbrung sendiri. Akhirnya, dia lebih banyak berbicara dengan adikku...not me, begitulah. Haha.
Bahkan kemudian
kami memutuskan berjalan-jalan mengitari jalan di dalam mall dan masuk ke salah
satu distro asesoris cewe. Dia sabar mengikuti kami kemana dan belum ingin
pamit pulang duluan. Ntah apa yang dia pikir dalam benaknya.......ntah apa yang
dia rasa dalam hatinya....
Saat itu aku nothing to lose... ntah dia bakal illfeel atau...ingin terus melanjutkan
hubungan lebih lanjut....
Kesan pertama
bagiku... dia pria baik. Ngga jaim.
Ngga neko-neko. And he is a smart man,
indeed! Di balik kesederhanannya, dia menyimpan kualitas diri yang lebih.
Saat itu pun aku
belum berani menaikkan level perasaanku. Jaga hati...jaga hati...jaga hati...
###
Pertemuan
selesai, kami pulang dengan tujuan masing-masing.
Dan...ternyata....
meskipun pertemuan kami lucu... hubungan kami terus berlanjut...
###
17 Agustus
2016....
Hari libur
nasional...
Aku dan
sahabat-sahabat kuliahku – Dwi dan Iis – sudah janjian jalan-jalan ke wisata
daerah Perak Surabaya. Kami sudah membayangkan pertemuan yang seru, refreshing liburan dan sekalian temu
kangen. Apalagi bersama sahabat lama.
Namun tiba-tiba
Dwi membatalkan di hari H! Dia mendadak pulang ke Bojonegoro, karena suaminya
sangat rindu anak mereka. Pada awalnya, hari itu mereka berencana tidak pulang.
Iya wajar, long distance dengan anak,
bisa sewaktu-waktu berubah pikiran untuk bertemu. Sangat maklum.
Hmm......
Jalan-jalan BATAL....
Allah ada
rencana sendiri atas batalnya acara itu....
Andra datang ke
rumahku sebagai pelipur hati....
Pertemuan hari
ini adalah momen yang tidak direncanakan oleh kami, tapi justru hari itu adalah
momen dia untuk menyatakan keseriusannya atas hubungan ini.
Dia ingin mengenalkanku
pada keluarganya. Itu berarti dia juga harus izin terlebih dahulu pada ayahku. Rupanya,
dia cukup siap untuk itu. Akupun menghargai ikhtikad baik darinya.
Seorang pria
bisa dikatakan gentleman ketika
meminta izin kepada ayah si wanita, bermaksud ingin menikahi putrinya. Dan dia telah
sadar akan ucapannya dari hati, serta siap lahir batin menjadi suami dan akan
bertanggungjawab menjaga putrinya.
Ketika dia sudah mengucap ijab dan menerima
jawaban qabul dari ayahnya/walinya, pria itu sudah sepenuhnya menjadi orang gentleman!
Jika ada pria
yang belum berani minta izin kepada ayah si wanita, namun dia sudah berani
bicara cinta, maka itu hampir 99,99% palsu dan kualitas gentleman-nya patut dipertanyakan.
###
23 Oktober
2016...
Setelah keluarga
kami sama-sama setuju atas hubungan kami dibawa ke hubungan pernikahan,
orangtua calon suami datang ke rumahku untuk meminangku secara resmi.
Bukti cinta
bukanlah ucapan obral I Love You,
tapi membawa ‘tim keluarga’ ke rumah untuk melamar!
Pria yang serius
membawa hubungan ke pernikahan, tidak mungkin membuang waktu sia-sia terlalu
lama atas hubungan yang tidak pasti.
###
07 Juli 2017....
Tujuh. Adalah
angka kesukaanku.
Alhamdulillah.
Allah menuliskan angka 7 dalam suratan hidupku sebagai hari pernikahan kami.
Hari Jumat. Tanggal 7 bulan 7 tahun 2017 adalah hari akad nikah kami. Sedangkan
resepsi pernikahan kami digelar pada hari Minggu tanggal 9 Juli. Alhamdulillah.
Memang benar
adanya, bismillah... Allah akan memudahkan dua insan yang tulus ingin
menghalalkan sebuah hubungan melalui pernikahan.
Cinta adalah
pernikahan... tidak ada cinta sejati yang lain sebelum pernikahan.
Untuk suamiku,
terimakasih sudah membuat aku menjadi wanita terbahagia....💗💗💗
(gambar: dok.pribadi)
(gambar: dok.pribadi)
(gambar: dok.pribadi)
(gambar: dok.pribadi)
(gambar: dok.pribadi)