(sumber gambar:
https://algibrannayaka.wordpress.com/2012/09/11/baby-and-me-2008/)
Siapa bilang film korea melulu tentang cinta-cintaan yang melow dan penuh airmata?
Baby And I ini bisa jadi
rekomendasi kalian kalau ingin nonton film genre
comedy. Jang Geun Suk sebagai tokoh
utama beradu akting dengan bayi yang lucu dan imut-imut kebangetan, Moon Mason.
Moon, bayi berwajah kebule-bulean ini keturunan Korea-Kanada. Dalam film ini, Si
kecil Moon berperan sebagai Woo-Ram. Siapapun yang nonton pasti jatuh hati pada
bayi ini!
Jang Geun Suk
berperan sebagai Han Joon Soo, siswa SMA yang tampan, keren, kaya raya, tapi bad boy. Dia badung, susah diatur, suka berkelahi
dan berani lompat pagar sekolah. Dihukum oleh guru adalah hal biasa baginya.
Orangtua Han
Joon Soo putus asa melihat kebandelan anak mereka itu. Mereka sudah terlalu
sering dipanggil ke sekolah atas perilaku anaknya itu. Meski Han Joon Soo
nakal, namun dia tidak berani kepada orangtuanya. Saking kesalnya, Sang Ibu
berkata padanya, “Menikahlah, lalu mempunyai anak. Jika kau memiliki anak
sepertimu, kau akan tahu bagaimana penderitaannya!”
Akhirnya,
orangtua Han Joon Soo sepakat untuk menghukumnya dengan cara berbeda. Mereka
pergi dari rumah, meninggalkan Han Joon Soo sendiri di rumah. Berharap agar Han
Joon Soo bisa sadar dan menjadi anak yang baik, mandiri dan bertanggungjawab. Orangtuanya
berjanji akan kembali pulang, jika Han Joon Soo bisa sadar dan berubah.
Orangtua Han Joon Soo juga sudah memblokir kartu kredit dan hanya memberi uang
$100 dolar untuknya.
Mau tak mau, Han
Joon Soo hidup berpisah dengan orangtua. Dia tidak sedih, justru senang. Dia
bahkan akan menyiapkan sebuah pesta bersama kedua sahabatnya di rumah untuk
merayakan hidup sendiri tanpa gangguan. Kemudian pada saat Han Joon So
berbelanja di swalayan – menyiapkan bekal untuk pesta – ada seseorang misterius
yang meletakkan seorang bayi di troli belanjaannya. Dia sangat terkejut saat
melihat ada bayi di atas belanjaannya! Lalu dia segera melaporkannya ke Bagian
Informasi.
Namun keanehan
terjadi, karena sudah ada secarik kertas yang berisikan informasi bahwa bayi
tersebut anak dari Han Joon Soo. Petugas informasi mencocokkan kartu identitas
Han Joon Soo dengan secarik kertas misterius tersebut. Di dalamnya mencantumkan
nama, alamat dan sekolah Han Joon Soo. Tanpa pikir panjang, petugas mengira
bahwa Han Joon Soo-lah ayah dari Si Bayi yang berusia kisaran 9 bulan itu. Han
Joon Soo bingung dan terpaksa membawa bayi tersebut pulang ke rumah.
Sementara itu,
Han Joo Soo memiliki teman sekelas bernama Kim Byeol. Gadis itu adalah siswi
baru. Dia jatuh cinta pada Han Joon Soo sejak pandangan pertama. Bahkan Kim
Byeol rela mendaftar masuk ke sekolah yang sama dengan Han Joon Soo agar bisa
sering bertemu dengan siswa ganteng itu.
Kim Byeol
sebenarnya adalah anak yang jenius. Dia memiliki kecerdasan sangat di atas
rata-rata anak di usianya. Bahkan dulu guru-gurunya takut dan suka menghindar
saat berpapasan dengan Kim Byeol di sekolah. Padahal gadis itu sekedar ingin
bertanya tentang pelajaran. Kejeniusan Kim Byeol yang tidak biasa itu
membuatnya dikucilkan oleh teman-teman. Karena hal itu, dia tidak mau
bersekolah lagi. Namun perjumpaannya dengan Han Joon Soo, membuatnya semangat
lagi untuk kembali bersekolah.
Meski Han Joon
Soo jutek dan dingin pada Kim Byeol, namun gadis berambut pendek itu masih
tahan banting. Dia tetap sabar mendekati Han Joon Soo. Apalagi setelah
mengetahui Han Joon Soo membawa seorang bayi. Kim Byeol membantunya untuk
menenangkan Woo Ram saat menangis. Gadis pintar itu lihai merawat bayi, karena
dia sudah terbiasa merawat adik-adiknya yang banyak.
Kehadiran Woo
Ram dalam kehidupan dalam Han Joon Soo membuat pemuda itu harus menerima
kenyataan dia menjadi ayah dadakan. Hal-hal jenaka yang menggelikan terjadi.
Seorang remaja badung harus merawat seorang bayi.
Wawasan Han Joon
Soo yang sangat minim tentang merawat bayi, membuatnya frustasi. Apalagi saat
Woo Ram menangis histeris tak tahu ingin apa. Akhirnya, Han Joon Soo mempunyai
ide, memanggil Kim Byeol. Tentu saja gadis itu siaga menerima permintaan tolong
dari laki-laki yang disukainya itu.
Hidup Han Joon
Soo benar-benar berubah. Dia merasa terusik. Tiap hari harus mendengar tangis
bayi. Terbangun tengah malam. Membuatkan susu. Mengganti popok. Menenangkan
saat menangis. Dia pun putus asa. Han Joon Soo juga harus bolos ke sekolah
untuk merawat Si Bayi. Dia beralasan kepada guru bahwa sedang ke luar kota
mengunjungi teman.
Kemudian Han
Joon Soo bermaksud mencari siapa ibu Woo Ram. Dia mendatangi teman-teman wanita
Han Joon Soo untuk menanyakan apakah salah satu dari mereka adalah ibu dari
bayi yang ditemukannya di swalayan. Mungkin mereka adalah mantan kekasih atau
teman dekat, tidak cukup dijelaskan siapa wanita-wanita yang didatangi oleh Han
Joon Soo. Para wanita itu tampak kaget dengan kedatangan Han Joon Soo yang
sudah lama tidak bertemu.
Hasil pencarian
ibu dari Woo Ram, nihil. Dia tidak mendapatkan jawaban memuaskan justru
tamparan-tamparan.
Ide Han Joon Soo
tidak berhenti dari situ. Dia ingin membuang Woo Ram. Ide jahat. Dia ingin
meletakkan bayi itu ke tumpukan sampah. Namun gagal total.
Tampaknya, Woo
Ram masih berjodoh dengan ayah dadakannya. Banyak hal yang selalu menggagalkan
mereka berpisah.
Di balik rasa
keputuasaan dan kefrustasian Han Joon Soo, dia tetap merawat Woo Ram. Hingga,
guru konseling Han Joon Soo meneleponnya, untuk menyuruhnya datang ke sekolah.
Dia sudah bolos berhari-hari. Dia pun terpaksa membawa Woo Ram ke sekolah. Han
Joon Soo harus menggendong bayi itu sambil mengendarai motor sport-nya. Sweet tapi heroik!
Lumrah, saat
Sang Guru kaget melihat Han Joon Soo membawa bayi. Dia hanya bisa pasrah
menggendong Woo Ram dalam dekapannya, mau dihukum, mau dimarahi, pasrah.
Situasi-situasi
sulit berdatangan silih berganti.
Han Joon Soo
tidak bisa tidak peduli saat sahabatnya mengalami kesusahan. Dia sebenarnya
juga sedang susah, namun dia ingin membantu orang yang kesusahan. Amanat yang
baik dari film. Han Joon Soo menjual motornya, lalu uang diberikan pada sahabatnya
untuk biaya berobat Sang Ibu.
Hal tersebut
membuat Han Joon Soo harus naik kendaraan umum atau berjalan kaki kemana-mana.
Keuangan Han Joon Soo juga menipis, sedangkan dia butuh uang untuk membelikan
kebutuhan hidup. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga Woo Ram.
Dia berniat
bekerja paruh waktu, sebagai sales
dan pelayan di sebuah restoran. Ada scene
yang mengharukan saat Han Joon Soo harus menitipkan bayinya kepada wanita
penghibur di sana. Dia terpaksa melakukan itu, sebab dia harus menyebarkan
brosur kepada orang-orang di malam hari. Selesai dia bertugas, dia kembali
untuk menilik Woo Ram. Ternyata bayi itu sedang menangis dan diletakkan di
lantai. Tidak hanya itu, wajah Woo Ram diberi make-up berantakan seperti mainan. Hati Han Joon Soo trenyuh dan
sangat sedih. Dia merasa bersalah dan berjanji tidak akan terjadi seperti ini
lagi pada Woo Ram. Naluri seorang ayah.....
Seiring
berjalannya waktu, Han Joon Soo sudah terbiasa menjalani hari-hari dengan
seorang bayi. Dia semakin berat untuk berpisah dengan Woo Ram. Dia sudah
terlanjur menyayangi bayi lucu itu.
Bahkan saat Han
Joon Soo naik kereta dan meletakkan Woo Ram di bangku, kemudian dia tertidur.
Saat ada suara operator menginformasi bahwa tujuan Han Joon Soo sudah tiba, dia
terbangun dan segera keluar dari kereta. Dia terlupa bahwa Woo Ram masih ada di
dalam kereta.
Bukankah
perpisahan dengan Woo Ram adalah sesuatu yang diinginkan oleh Han Joo Soo?
Pemuda itu berusaha tega untuk meninggalkan bayi itu di kereta dan menahan diri
untuk mengejar kereta. Dia pulang dengan perasaan campur aduk. Hatinya
berkecamuk. Pikirannya masih terngiang-ngiang kehadiran Woo Ram.
Akhirnya, dia
kembali ke stasiun dan mencari informasi kehilangan bayi di Bagian Informasi.
Syukurnya, Woo Ram ditemukan dengan selamat.
Naluri ayah pada
diri Han Joon Soo semakin kuat, dia ingin memberikan yang terbaik pada Woo Ram.
Saat bayi itu tidak mau minum minuman susu formula, Han Joon Soo mencari informasi
tentang alamat wanita-wanita donatur ASI. Perjuangan Han Joon Soo ditemani oleh
Kim Byeol. Lama-lama sikap dingin Han Joon Soo luntur padanya. Pemuda itu mulai
melembut pada Kim Byeol.
Sementara itu,
keuangan Han Joon Soo semakin menipis padahal dia juga dikejar kebutuhan
sehari-hari, terutama kebutuhan bayi. Pikiran jahat Han Joon Soo datang. Dia
mencuri dompet seorang laki-laki, hingga membuatnya ditangkap polisi.
Beruntung, Sang
Guru Konseling datang ke kepolisian dan berhasil bernegosiasi. Han Joon Soo
bebas. Guru galak tapi baik hati tersebut juga memberikan sejumlah uang kepada
muridnya itu untuk kebutuhan hidup.
Han Joon Soo
sadar apa yang dia lakukan salah besar. Dia merasa berdosa menjadi seorang ayah
yang berperilaku buruk. Han Joon Soo semakin menyayangi Woo Ram seperti anak
sendiri. Kehadiran bayi itu membuatnya berubah menjadi seorang laki-laki yang
baik dan memiliki arah hidup.
Menjelang ending, Baby and I menyuguhkan scene yang membuat kita melankolis, saat
Woo Ram akan dibawa oleh orangtua adopsinya yang baru dan dibawa ke luar
negeri. Han Joon Soo berusaha mencegah kepergian Woo Ram.
Apakah Han Joon
Soo kembali merawat Woo Ram?
Temukan keseruan
repotnya seorang pemuda 18 tahun yang badung dan harus merawat bayi berusia 9
bulan, di film Baby and I ini!Data film:
Sutradara : Kim Jin Yeong
Produser : Lee Seo Yeol
Durasi : 96 menit
Asal
film : Korea Selatan
(sumber: Wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar