Minggu, 21 Oktober 2018

[FILM] May Who: Gadis Penghantar Listrik



(sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/May_Who%3F)

Dari sekian film yang sudah aku tonton, film May Who adalah salah satu film yang bikin aku mau nonton lebih dari dua kali. Lucu kebangetan. Sebenarnya mengkisahkan cerita yang sudah familiar dalam kehidupan kita, namun di-package dengan unik dan unpredictable. Film berlatangbelakang kehidupan remaja ini – meski diriku udah ngga remaja lagi – dapat membuat penonton senyam-senyum ngga karuan, cekikikan dan bisa tiba-tiba merasakan kembali perasaan kasmaran pada masa lalu. Aku mengacungkan tangan, jujur aja, aku bisa merasakan bagaimana dulu baper atau kasmaran cinta-cinta monyet yang payah dan menggelikan. Mungkin kalian juga.
Prolog-prolog yang disuguhkan dalam film ini pun sangat ‘easyable’ teks, aku punya julukan sendiri, yap, easyable, karena bergaya bahasa ringan dan mencerminkan apa yang di dalam hati atau pikiran kita. Sehingga easy untuk dicerna, easy untuk dimengerti, easy membuat kita tersenyum, easy membuat kita kembali merasa jatuh cinta padahal kita ngga sedang jatuh cinta.
Film May Who memiliki sudut pandang orang pertama, yaitu Pong, sebagai tokoh pria utama. Tapi sebenarnya, May Who – atau ‘May Nai’ dalam bahasa Thailand – adalah nama seorang siswi pendiam, pemalu, polos dan ternyata memiliki kekuatan ajaib bisa menghantarkan listrik saat jantungnya berdegup kencang. Nah, Pong dan May bersekolah di satu sekolah yang sama.
Kita mulai ulasan filmnya. Siap-siap kesindir ya.
Pada awal scene, Pong menjelaskan berdasarkan pengamatannya bahwa tempat dia bersekolah memiliki klasifikasi yang bisa membedakan 6 katagori siswa.
Katagori paling buncit, katagori ke-6 adalah katagori ordinary student alias siswa biasa-biasa aja, ngga populer, ngga menonjol, ngga punya ciri khas yang bersinar, mungkin bisa dibilang, tipe siswa yang ‘bersekolah ya untuk bersekolah aja, ngga usah mempersusah hidup’ seperti itu.
Katagori ke-5 adalah katagori siswa bandel, trouble maker, pengganggu kedamaian dan ketentraman siswa, terutama hobi mengganggu siswa katagori ke-6. Semoga para penghuni katagori ini segera taubat ya. Kalau ngga, nanti cuma bisa jadi sampah masyarakat. Hargailah orangtua yang sudah kerja keras cari uang untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Katagori ke-4, katagori siswa rajin atau pengejar prestasi. Siswa-siswi cerdas ini selalu menonjol di bidang akademik. Mereka memiliki karya-karya yang membanggakan. Saking cerdasnya, kadang pembicaraan mereka hanya bisa dimengerti oleh golongan mereka sendiri.
Katagori ke-3, katagori atlet alias jagoan di bidang olahraga. Basket, sepakbola, renang, bulutangkis dan sebagainya. Mereka memiliki kecerdasan kinestetik yang memukau, selalu tampil keren saat pertandingan olahraga.
Katagori ke-2, katagori gadis-gadis cantik. Mereka memiliki pesona kecantikan yang memanjakan mata para siswa. Mereka populer dan punya banyak followers di medsos. Mereka juga aktif menjadi cheerleaders di sekolah.
Dan.... katagori puncak, yang hanya diduduki oleh satu orang siswa, yang memiliki keunggulan segalanya. Dia panutan di sekolah. Tampan rupawan, penuh pesona, keren, tinggi, berkulit putih, berbadan atletis, ketua organisasi, jago olahraga, sangat populer dan banyak fans. Dia memiliki panggilan nama P-Fame. Siswa ini dapat membuat para siswi histeris bahkan pingsan saat melihat pesonanya.
Pong ternyata berada di katagori ke-6. Dia merasa dirinya biasa-biasa aja. Dia pemalu dan sudah biasa tertindas oleh siswa-siswa bandel yang usil kepadanya. Padahal menurutku dia lebih cute dan cukup ganteng dibanding P-Fame! Pong juga memiliki bakat menggambar. Dia suka menggambar komik. Kadang, Pong menggambar setelah mendapat inspirasi dari kejadian-kejadian yang berkesan baginya. Termasuk menggambar orang disukai. Ming.
Pong diam-diam menyukai Ming. Instruktur grup sorak-sorak yang cantik. Meski Pong hanya bisa menjadi secret admirer, namun dia merasa bahagia hanya dengan melihat senyum Ming. Bagiku, ini ngga so sweet. Seorang laki-laki harus berani mengutarakan perasaannya pada wanita yang disukainya. Ditolak itu urusan belakang. Tapi jangan sekali-kali mempermainkan perasaan wanita ya.
Cinta segiempat terjadi. Pong suka Ming. Ming suka P-Fame. Sementara itu, May sesungguhnya juga jatuh hati pada P-Fame.
Lalu berkat suatu momen, Pong dan May menjalin persahabatan. Meski pada awalnya, Pong dan May sama-sama saling kesal satu sama lain. Mereka juga saling balas dendam.
Pong pernah kesal dan membentak keras pada May, hingga membuat degup jantung May terpacu kencang melewati batas normal. Gadis yang suka rambutnya dikuncir kuda ini selalu mengenakan jam penunjuk detak jantung ke mana-mana. Jadi, jam tersebut bisa berfungsi sebagai alat pengontrol. Pengontrol kapan dia harus segera lari atau belum. Sebab saat denyut jantungnya semakin kencang mencapai dalam fase tertentu, dia akan menghantarkan listrik.
May bisa nyetrum pada saat dia kelelahan, marah ataupun bertemu dengan orang yang disukai. Manusiawi ya, kita pasti merasa deg-degan saat bertemu orang yang disukai.
May memiliki masa kecil yang kurang membahagiakan. Sebab kekuatan ajaib bisa menghantarkan listrik itu membuatnya dikucilkan. Dia sudah terbiasa berpindah-pindah sekolah karena alasan yang sama. Si gadis listrik ini bisa sewaktu-waktu menakutkan/mengkhawatirkan orang-orang di sekelilingnya. Yap, bisa nyetrum! Maka dari itu, dia lebih suka menyendiri daripada berdampak melukai orang lain.
Namun, Pong bisa menerima keadaan May. Walau mereka sempat bermusuhan, kini mereka menjadi pasangan sahabat. Dari sini, kira-kira bisa menerka belum, persahabatan mereka bisa jadi cinta ngga? Mungkin belum.
P-Fame ternyata mengagumi May yang lihai berlari. Dia bisa berlari kencang. P-Fame menawarkan pada May untuk masuk klub atletik lari di sekolah. Tidak hanya itu, dia juga mengajak gadis itu berkencan.
Aku sempat mengira bahwa P-Fame hanya main-main, cowok ganteng dan populer biasanya playboy. Ternyata tidak. Meski begitu, aku masih lebih tertarik pada karakter Pong. Lucu, apa adanya, ngga neko-neko, tapi perhatian. Dia selalu hadir saat May sedih. May merasa menjadi orang yang tak berguna dan kekuatan listriknya itu bisa melukai orang-orang yang disayanginya.
Kelucuan-kelucuan terjadi saat Pong mulai merasakan jatuh cinta pada May. Padahal di sisi lain, dia menyukai Ming. Begitu juga dengan, May. Dia sudah lama memendam rasa pada P-Fame, namun dia merasa lebih bahagia bersama Pong, Sang Sahabat.
Hmm... sebenarnya, hati nurani kita bisa membedakan kok, antara kita jatuh cinta pada seseorang karena mata atau karena hati. Biasanya, karena hati-lah pemenangnya! Jika kita hanya melihat dari mata, kita akan mudah tertipu. Aku tiba-tiba teringat quote dari film Karate-Kids. Film anak-anak yang sudah puluhan kali ditayangkan di TV nasional. Dre mengira Mr.Han hanya sekedar tukang ledeng air yang pemurung, ternyata Mr.Hang jago kungfu dan sudah menyelamatkan Dre dari perkelahian.
Jadi, sebaiknya kita jangan terlalu cepat jatuh hati karena pandangan mata. Kita juga perlu menilai hati dengan hati. Yap, menilai hati dengan hati....
Begitu juga dengan May dan Pong. Meski pada mulanya mereka naksir orang lain, namun hati mereka sesungguhnya berkata lain.....
Silakan nonton May Who bareng sohib-sohib, bisa menghilangkan suntuk. Perlu kalian tahu, May adalah artis Thailand yang cantik banget, tapi di sini dia berperan sebagai siswi yang lugu, introvert dan berpenampilan agak cupu. Meski begitu, diapa-apakan ngga bisa menutupi cantiknya. Ditambah lagi ada peran Pong yang ganteng, polos dan lucu! Pasangan sahabat yang senasib. Sama-sama pernah merasa payah namun mereka bisa menemukan kepercayadirian dan cinta.
Ada satu yang menggangguku adalah scene-scene cowok tapi bergaya cewek, lemah gemulai, penakut dan ikut mengagumi P-Fame.

Data film:
Directed & produced by : Chayanop Boonprakob
Pemeran                         : Thiti Mahayotaruk (Pong)
                                         Suttata Udomslip (May Nai)
                                         Thanapob Leeratanakajorn (P-Fame)
Tahun rilis                     : 2015
Durasi                           : 1 jam 57 menit
Asal film                       : Thailand
(sumber: Wikipedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar