Selasa, 23 Oktober 2018

[DIARY] My 070717


“Bersama kamu... Kurasa jauh lebih mengerti arti cinta tanpa harus mengucapkan cinta...”. Kutipan lagu ‘Wanita Terbahagia’ dari BCL yang indah itu membuatku sejenak terhanyut pada memori kala itu. Yap, pertemuanku dengan seorang pria, yang tak lain kini menjadi suamiku. Sebelum melamarku bahkan tidak ada kata cinta darinya. Namun, dia yakin untuk memperistriku....

Abstrak. Cinta itu abstrak. Tidak dapat dilihat, tidak dapat disentuh, tidak dapat dijelaskan. Namun cinta tak lain karunia dari Tuhan. Dari milyaran orang dan dari luasnya dunia ini, Tuhan memiliki skenario-skenario ajaib untuk mempertemukan dua insan manusia menjadi sepasang suami-istri. Begitupun kami berdua.

Unik. Cinta itu unik. Cara kami bertemupun juga unik. Meskipun aku sempat merasa lelah dalam perjalanan menemukan tambatan hati sejati, namun Tuhan memiliki kejutan yang indah. Hingga aku sadar, bahwa Tuhan sedang mengajariku kesabaran dan kedewasaan. Hidup tidak lepas dari hambatan-hambatan, karena dari situlah kita bisa menjadi ‘manusia yang belajar’.

Ketika aku sudah nothing to lose , tidak berharap terlalu muluk, tidak mau kecewa berlebihan seperti terdahulu, namun akhirnya aku memahami bahwa jodoh itu dimudahkan. 
Kuncinya adalah sabar dan tawakkal.....

This is my true love story...💗💗💗

###

Pada tanggal 23 Juli 2016, kami memutuskan untuk bertemu langsung pertama kali. Sebelumnya, kami berkenalan dan hanya berkomunikasi melalui message BBM. Belum ada rasa apa-apa. Hatiku benar-benar kutata serapi mungkin. Jangan ada lagi jatuh cinta membabi buta sebelum pernikahan itu benar-benar ada....jangan ada.

Sabtu. Hari itu kerjaku off. Tapi dia ngga, dia masih masuk kerja, half day. Kami sepakat bertemu di Surabaya, tepatnya di mall Tunjungan Plaza. Kira-kira jam setelah dia pulang kerja. Ngga ada kesulitan untuk menyatukan schedule kami. Kemudahan tersebut belum kusadari adalah salah satu ‘tanda’. Bahkan dia ngga keberatan sama sekali aku mengajak adik bungsuku menemani ke Surabaya untuk bertemu dengannya. Dia malahan lega, karena aku ngga sendirian ke Surabaya dari Gresik. Positive point for him! Berarti dia ngga genit, justru peduli supaya aku lebih aman saat perjalanan.

Satu lagi, kebetulan aku akan ada reuni kecil dengan adik sekosku saat kuliah, yang kuanggap seperti adik sendiri, Wens. Akupun berterusterang pada pria itu tentang reuni tersebut. Dannn dia juga ngga keberatan tanpa ada pikiran gangguan-gangguan apa yang akan mungkin terjadi nanti karena ada pihak ketiga (adikku) dan keempat (Wens)!! Amazed...

Akupun sadar, bahwa cowo ini ngga jaim dan apa adanya! Berkumpul dengan teman-teman wanitaku pun dia ngga masalah. Toh dia bertemu denganku untuk bermaksud baik, ingin tahu aku secara langsung dan bukan hanya terus seperti ‘teman virtual’...

Sesampai di lokasi, kekonyolan mulai terjadi. No drama like korean film. Hahaha.

Jujur, kami sudah ceroboh melewatkan bersepakat tempat spesifik untuk ketemuan. IYAAA. Mall TP (Tunjungan Plaza) seluas itu, kami BELUM NENTUIN TEMPAT SPESIFIK untuk ketemuan. Astagfirullah!!

Tidak memiliki nomer HP dia adalah kecerobohan berikutnya. Huft... Aku memang terbiasa berkomunikasi lewat BBM dengannya. Tanpa pernah berpikir terlalu jauh, bahwa sinyal provider di HP-ku hilang total di mall ini. Ya Allah!

Gimana bisa ketemu???? Mall TP sangat luas. Bangunan ini bertingkat-tingkat. Ribuan orang ada di sini.... gimana bisa ketemu....

Di sela-sela rasa cemas, lalu muncullah secerca ide....

Aku meminta bantuan adikku, Charis, untuk meng-add nomor pin BBM pria itu. Syukurlah provider simcard ponsel adikku, masih ada sinyal sedikit. Hal itu bertujuan agar kami bisa berkomunikasi via HP adikku.

Di sisi lain, Wens dkk juga belum datang di lokasi. Aku makin gelisah.... Panik....

Mungkinkah pertemuan ini gagal.........

Aku pun pasrah... dan berharap sinyal provider HP-ku muncul sinyal sedikit.....

###

Aku dan adikku masih terpaku di satu tempat... Menunggu pria itu meng-confirm request new friend BBM dari Charis.

Ngga ada kesadaran secuilpun bahwa kami berdua diperhatikan oleh seseorang dari jauh...

Dann... kemudian...ketika aku sedang sibuk dengan ponsel mencoba mengkontak Wens yang juga belum jelas keberadaannya...

“Mas Andra...?” seru Charis pada seorang pria yang lewat di depan kami.

Dia pun kaget, “Iya?”

“Ini Mbak Lulu’!” respon Charis cepat seraya menunjukku yang ada di sampingnya agar si pria yang kutunggu-tunggu itu paham bahwa akulah yang dia tunggu juga. Hahaha.

AKHIRNYAAAAA.... ketemu juga dengan cara yang ngga diduga-duga! Alhamdulillah...

###

Kami memilih tempat food court untuk istirahat dan bercengkrama sejenak sambil menunggu Wens dkk datang.

Beberapa saat kami berbicara sedikit, masih kikuk...canggung... sedikit malu karena baru bertemu.... Eits, belum ada rasa apa-apa! Wajar kan kalo masih kikuk dengan orang baru....

“Aku tadi BBM kamu, SMS kamu... tapi ngga terkirim...” terangnya.

“Iya sinyalnya ilang...” jawabku, “Dapet nomerku dari siapa?”sambungku bertanya.

“Dari Andin.”

Oh ya! FYI, bahwa Andin adalah teman kuliah dia dulu. Sementara itu, Andin dulu adalah teman sekantornya Dwi, yang tidak lain sahabatku saat kuliah. Mereka berdualah Si Makcomblang yang memperkenalkan kami! Y

###

Menit demi menit berlalu.... Untung ya ada adikku di sini, jadi suasana ngga krik-krik alias ngga garing! Justru ereka berdua kelihatan akrab dengan mudah....Hmm...

Sebenarnya aku dan dia sama-sama lulusan IT. Bedanya, dia S1 Teknik Informatika, sedangkan aku D3 Sistem Informasi. Kala itu dia masih menjalani studi S2 Manajemen Teknologi Informasi. Meski kami memiliki basic ilmu yang sejenis, tapi adikku dan dia yang lebih banyak mengobrol. Apalagi setelah Wens dkk datang, aku cenderung mengabaikannya. Cewe ketemu cewe pasti asik nimbrung sendiri. Akhirnya, dia lebih banyak berbicara dengan adikku...not me, begitulah. Haha.

Bahkan kemudian kami memutuskan berjalan-jalan mengitari jalan di dalam mall dan masuk ke salah satu distro asesoris cewe. Dia sabar mengikuti kami kemana dan belum ingin pamit pulang duluan. Ntah apa yang dia pikir dalam benaknya.......ntah apa yang dia rasa dalam hatinya....

Saat itu aku nothing to lose... ntah dia bakal illfeel atau...ingin terus melanjutkan hubungan lebih lanjut....

Kesan pertama bagiku... dia pria baik. Ngga jaim. Ngga neko-neko. And he is a smart man, indeed! Di balik kesederhanannya, dia menyimpan kualitas diri yang lebih.

Saat itu pun aku belum berani menaikkan level perasaanku. Jaga hati...jaga hati...jaga hati...

###

Pertemuan selesai, kami pulang dengan tujuan masing-masing.

Dan...ternyata.... meskipun pertemuan kami lucu... hubungan kami terus berlanjut...


###

17 Agustus 2016....

Hari libur nasional...

Aku dan sahabat-sahabat kuliahku – Dwi dan Iis – sudah janjian jalan-jalan ke wisata daerah Perak Surabaya. Kami sudah membayangkan pertemuan yang seru, refreshing liburan dan sekalian temu kangen. Apalagi bersama sahabat lama.

Namun tiba-tiba Dwi membatalkan di hari H! Dia mendadak pulang ke Bojonegoro, karena suaminya sangat rindu anak mereka. Pada awalnya, hari itu mereka berencana tidak pulang. Iya wajar, long distance dengan anak, bisa sewaktu-waktu berubah pikiran untuk bertemu. Sangat maklum.

Hmm......

Jalan-jalan BATAL....

Allah ada rencana sendiri atas batalnya acara itu....

Andra datang ke rumahku sebagai pelipur hati....

Pertemuan hari ini adalah momen yang tidak direncanakan oleh kami, tapi justru hari itu adalah momen dia untuk menyatakan keseriusannya atas hubungan ini.

Dia ingin mengenalkanku pada keluarganya. Itu berarti dia juga harus izin terlebih dahulu pada ayahku. Rupanya, dia cukup siap untuk itu. Akupun menghargai ikhtikad baik darinya.

Seorang pria bisa dikatakan gentleman ketika meminta izin kepada ayah si wanita, bermaksud ingin menikahi putrinya. Dan dia telah sadar akan ucapannya dari hati, serta siap lahir batin menjadi suami dan akan bertanggungjawab menjaga putrinya.

 Ketika dia sudah mengucap ijab dan menerima jawaban qabul dari ayahnya/walinya, pria itu sudah sepenuhnya menjadi orang gentleman!

Jika ada pria yang belum berani minta izin kepada ayah si wanita, namun dia sudah berani bicara cinta, maka itu hampir 99,99% palsu dan kualitas gentleman-nya patut dipertanyakan.

###

23 Oktober 2016...

Setelah keluarga kami sama-sama setuju atas hubungan kami dibawa ke hubungan pernikahan, orangtua calon suami datang ke rumahku untuk meminangku secara resmi.

Bukti cinta bukanlah ucapan obral I Love You, tapi membawa ‘tim keluarga’ ke rumah untuk melamar!

Pria yang serius membawa hubungan ke pernikahan, tidak mungkin membuang waktu sia-sia terlalu lama atas hubungan yang tidak pasti.

###

07 Juli 2017....

Tujuh. Adalah angka kesukaanku.

Alhamdulillah. Allah menuliskan angka 7 dalam suratan hidupku sebagai hari pernikahan kami. Hari Jumat. Tanggal 7 bulan 7 tahun 2017 adalah hari akad nikah kami. Sedangkan resepsi pernikahan kami digelar pada hari Minggu tanggal 9 Juli. Alhamdulillah.

Memang benar adanya, bismillah... Allah akan memudahkan dua insan yang tulus ingin menghalalkan sebuah hubungan melalui pernikahan.

Cinta adalah pernikahan... tidak ada cinta sejati yang lain sebelum pernikahan.



Untuk suamiku, terimakasih sudah membuat aku menjadi wanita terbahagia....💗💗💗

(gambar: dok.pribadi)


(gambar: dok.pribadi)

 (gambar: dok.pribadi)

(gambar: dok.pribadi)

 (gambar: dok.pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar