Film ini ngga cuman tentang perjuangan Sang Ayah (bernama David Kim) mencari keberadaan putri semata wayangnya (bernama Margot Kim) yang hilang dan ngga bisa dihubungi sama sekali. SEARCHING juga bisa memberikan pesan moral yang menohok, "ketika kamu merasa sangat mengenal dan memahami seseorang, padahal kamu tidak."
Yeah... David Kim juga sempat 'terjebak' dalam situasi itu. Setelah kepergian istrinya untuk selamanya, David dan Margot terpukul. Apalagi Margot yang sangat dekat dengan ibunya itu. Diam-diam gadis itu masih menyimpan duka di hatinya. David bahkan tidak tahu bahwa anaknya adalah penyendiri di sekolah (so sad...) padahal saat berinteraksi dengan Sang Ayah, Margot tampak riang dan terbuka. David pun juga tidak tahu bahwa Margot sudah berbulan-bulan tidak ikut les piano lagi.
(sumber gambar: https://www.imdb.com/title/tt7668870/)
SEARCHING menyuguhkan view film yg antimainstream, memasukkan tampilan dunia internet dan media sosialnya sebagai runtutan cerita, dengan risiko penonton akan kebingungan dan bosan. Nyatanya, TIDAK. Aq tidak beranjak dari tempat dudukku.
Margot sempat dinyatakan meninggal karena dibunuh, setelah diculik. Namun, David menemukan kejanggalan-kejanggalan tentang kronologi pembunuhan putrinya yang disampaikan oleh polisi detektif.
Serunya adalah saat David menulusuri semua media sosial dan aplikasi chatting milik Margot untuk menemukan klu-klu yang berkenaan tentang keberadaan putrinya itu.
Apakah Margot benar-benar tiada? Apakah David bisa memecahkan misteri tentang hilangnya dan sangkaan pembunuhan terhadap putrinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar